Sepertinya jari-jari ini terlalu lama dianggurkan. Bukannya tidak lagi hati dan rasa ini berkata-kata, hanya saja aku seperti lebih selektif. Dalam mengucapkan apa yang seharusnya terucap, dan yang mana yang lebih baik dibungkam diam.
Tadi habis berbincang dengan wiro dan partner seniornya, dedet. Ah, rupanya semakin mendalami hukum, mereka semakin takut berbuat salah. Karena bebas hukum hanya akan terjadi bila uang di kantong sudah lebih dari cukup. Dengan demikian semua menjadi mudah. Bila pun tertangkap dan dipenjara? Bisa request kamar yang cukup mumpuni dengan penjaga yang sampai 'menangani urusan hati' sekalipun.
Hukum, entah seharusnya kata ajaib itu membela mereka yang lemah, atau membela keadilan. Lalu tolak ukur mana yang dapat menimbang keadilan. Mirip-mirip dengan yang baik belum tentu terbaik, dan demikian pula sebaliknya.
No comments:
Post a Comment